AKANKAH MASUK KE MULUT HARIMAU
Ilustrasi | Masa Penjajah
Bangsa Indonesia dulu
dijajah secara fisik oleh bangsa Asing , tidak lain hanya untuk dikuras kekayaannya
, dengan kata lain sebagai sapi perahan untuk memenuhi kebuthan negara penjajah,
dibodohi di adudomba dimana mana kekerasan terjadi dengan tujuan rakyat biar
tidak bersatu satu sama lain .sekolah sulit hanya keluarga penjajah dan orang
ningkrtat saja yang diizinkan sekolah , hukum dan keadilan memipak pada kaum
penjajah jadi keadilan untuk rakyat tidak ada. Itulah gambaran sekilas tentang pederitaan
rakyat Indonesia bisa diibaratkan berada di mulut buaya,.............menentang
" mati ".....akankah masuk kemulut harimau .....jawabnya mari kita simak bersama
Masa sekarang
.....................???
sebelum membuat kesimpulan , mari kita mencoba mengurai teori dan ciri ciri ekonomi Neoliberalisbe
NEOLIBERALISME
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu
pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur tangan
pemerintah dalam ekonomi domestik.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Neoliberal :
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Neoliberal :
Memfokuskan pada metode pasar bebas.
Pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi. Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat
kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis,
menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer.
Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Pengurangan Subsidi
Mengutamakan Privatisasi/Penjualan BUMN
Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintahpengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Biaya buruh yang rendah , sistem kerja kontrak dan outsourcing.
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasaratau perdagangan bebas (pasar bebas), dengan pembenaran mengacu pada kebebasan.
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
Tarif atau bea cukai
Kuota yang membatasi banyak unit yang dapat
diimpor untuk membatasi jumlah
barang tersebut di pasar dan menaikkan
harga
Subsidi yang dihasilkan dari pajak sebagai
bantuan
pemerintah untuk produsen lokal
Muatan lokal
Peraturan administrasi
Peraturan antidumping.
Sejarah dan Karakteristik
Pelaksanaan Neoliberalisme
Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan sekutunya/MNC.
“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas utama.Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.
Memberikan “kebijakan” pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea Utara, dan Iran adalah contoh utama.
Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa menghentikan spekulasi minyak.
Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan sekutunya/MNC.
“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas utama.Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.
Memberikan “kebijakan” pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea Utara, dan Iran adalah contoh utama.
Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa menghentikan spekulasi minyak.
Setelah dijabarkan di atas,terserah Anda untuk menentukan apakah Indonesia tidak,atau
hampir ataukah sudah menganut Sistem Ekonomi Neoliberal...
Sistem
ekonomi pasca reformasi ditandai dengan menguatnya semangat liberalisme
ekonomi. Selain itu, kebijakan perekonomian Indonesia juga makin terdikte oleh
IMF dan Bank Dunia. Padahal, kedua lembaga ini punya andil dalam menjerumuskan
Indonesia dalam krisis ekonomi tahun 1997.
Rezim
pasca reformasi makin mengarah ke neoliberalisme. Proses ini semakin mantap. Beberapa
diskusi yang ada dan para ahli ekonomi dan pengamat politik mencoba mengidentifikasi beberapa ciri pembangunan
ekonomi di bawah rezim neoliberal dalam satu dekade terakhir di Indonesia:
Pertama,
keterbukaan dan ketergantungan terhadap kapital asing. Bisa dilihat pada UU No
25/2007 tentang Penanaman Modal Asing.
Dalam UU PMA yang baru ini, modal asing tidak lagi dibatasi—bisa 100%. Hak guna
usaha bisa 94 tahun dan, jika waktunya sudah habis, bisa diperpanjang 35 tahun
lagi. Lebih tragis lagi: tidak ada lagi perlakuan berbeda antara modal asing
dan domestik.
Untuk
merangsang investasi asing, pemerintah menerapkan kebijakan deregulasi,
pemberian insentif, pemberlakuan zona bebas perdagangan, dan pengurangan pajak
bagi perusahaan multi-nasional. Hal ini menyebabkan merosotnya pendapatan
negara. Nah, kerugian ini biasanya coba ditutupi dengan menaikkan pajak
untuk sektor usaha di dalam negeri atau penciptaan berbagai jenis pajak untuk
rakyat.
Rezim
neoliberal juga merangsang investasi dengan bersandar pada tenaga kerja murah.
Ditambah pula dengan pemberlakuan pasar tenaga kerja yang fleksibel: sistem
kerja kontrak dan outsourcing.
Kedua,
ketergantungan negara pada utang luar negeri yang, pada gilirannya, membuat
negara ini seperti “terperangkap”. Hingga April 2013, utang pemerintah
Indonesia sudah mencapai kurang lebih Rp1.903 triliun.
Ada
ketentuan untuk memprioritaskan pembayaran utang luar negeri ketimbang
kepentingan domestik. Argumentasinya sederhana: kepercayaan investor/kreditor
luar negeri penting untuk mengamankan arus masuk modal dalam pembangunan
kembali ekonomi. Ini membawa dampak buruk: kemampuan negara untuk membiayai
pembangunan dan investasi sosial menjadi berkurang.
Ketiga,
liberalisasi arus keuangan tidak menyumbang pada investasi modal baru dalam
skala besar dan aktivitas produktif jangka panjang. Arus keuangan liberal lebih
mengarah pada pengejaran tingkat bunga tinggi dalam jangka pendek dan keinginan
pemerintah untuk memperkuat cadangan asing. Deregulasi keuangan sering
dihubungkan dengan pertumbuhan spekulan modal: masuk gampang dan keluar cepat.
Arsitektur
keuangan juga berubah total. Bank-bank tidak lagi melayani sektor real. Peran
bank sentral kebanyakan hanya untuk menjaga stabilitas moneter. Sedangkan
fungsi yang lain, seperti mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, tidak
berjalan. Otoritas keuangan hanya bekerja untuk mengatasi soal likuiditas.
Keempat,
privatisasi besar-besasan terhadap perusahaan negara. Privatisasi mendorong
pengalihan kekayaan negara kepada modal swasta/asing. Selain itu, privatisasi
perusahaan negara memaksa rakyat membayar mahal hasil produksi atau jasa yang
dijual oleh perusahaan yang sudah diprivatisasi tersebut.
Kelima,
menyerahkan layanan publik pada mekanisme pasar: pendidikan, kesehatan, air
minum/bersih, penyediaan rumah, dan lain sebagainya. Akibatnya, layanan dasar
tersebut menjadi “barang mewah” di mata rakyat. Dan, pada gilirannya,
penyediaan layanan dasar menciptakan pengecualian, diskriminasi, dan segmentasi.
Dampak kebijakan ini mengarah pada pemerosotan kualitas hidup rakyat. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia makin merosot.
Keenam,
pemberlakuan liberalisasi perdagangan, baik secara regional/kawasan ataupun
bilateral. Ini membawa dampak berantai: mulai dari hancurnya sektor industri di
dalam negeri, pertanian, hingga pasar tradisional (pasar rakyat). Pasar dalam
negeri dikuasai oleh produk asing: 92% produk teknologi yang kita pakai buatan
asing, 80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil dikuasai produk
asing. Untuk produksi sepatu, misalnya, sepatu merk asing kuasai lebih 50%
pangsa pasar. Kejadian lebih ironis terjadi di pasar buah dan sayur Indonesia:
Malaysia kuasai 43 persen, Tiongkok kuasai 28 persen dan India 6 persen. Sedangkan
produksi sayur dan buah lokal hanya menguasai 6 persen pangsa pasar saja.
Ironis sekali!
Ketujuh,
pendapatan negara bergantung, terutama sekali, pada ekspor bahan mentah. Ekspor
Indonesia, misalnya, sangat bergantung kepada kekayaan alam dalam bentuk mentah:
batubara, minyak, bauksit, minyak kelapa sawit, dan karet. Ini tidak berbeda
jauh dengan model ekspor di jaman kolonial. Kebiasaan ekspor bahan mentah ini
juga membawa banyak kerugian: kehilangan nilai tambah, kehilangan lapangan
pekerjaan, dan menghilangkan basis untuk pembangunan industri dalam negeri.
Model
pembangunan ini tidak berkesinambungan. Dalam beberapa tahun kedepan, kita
berpotensi kehabisan sumber daya alam. Menurut catatan Prof Emil Salim,
cadangan bauksit akan habis sekitar tahun 2018. Cadangan besi, nikel, tembaga
akan habis dalam 10, 15, dan 45 tahun. Cadangan minyak bumi dan gas alam akan
habis dalam 11 dan 33 tahun. Cadangan batubara habis dalam 64 tahun. Berbagai
data juga menunjukkan, sedikitnya 1 juta hektar hutan di Indonesia rusak dan
hilang per tahun.
Saudara uraian diatas
adalah gambaran , INDONESIA akan terperangkap menjadi sapi perahan asing
kembali atau tidak semua tergantung pada pemimpin tertinggi dinegeri ini.
Pemimpin di negeri
ini atas dasar keputusan saudara semua melalui pemilu ,saudaralah yang akan
menentukan arah bangsa ini
Selamat berjuang saudara ku , untuk menentukan bangsa Indonesia kembali
ke penjajahan lagi atau ke alam MERDEKA
PEMILU 2014 adalah tempat saudara untuk menentukan itu semua ,dengan memilih Anggota DPR RI & PRESIDEN RI YANG BERPIHAK PADA NEOLIBERALISME ATAU EKONOMI KERAKYATAN
PILIHAN DAN KEPUTUSAN ADA DI SAUDARA !!!!!